REZA GOTHUN BLOG
Race just for fun

Penggondol Hadiah Motor

1947mio-roadrace-dvd-1.jpgIni dia, Yamaha Mio milik tim Kawahara GT Speed. Skubek pacuan Doran Satria ini yang raih hadiah motor di salah satu kelas bergengsi. Ya, pertarungan Kelas 150 cc Seeded di ajang pembuka Pertamax Plus BRT Indotyre Race & Party 2009 di Sirkuit Sentul Kecil, Bogor.

Yap! Untuk seri 1 lalu, hadiah motor ada di kelas itu. Mantapnya lagi, skubek ini terus sisihkan lawan sejak lampu start padam hingga bendera finish dikibarkan. Pertarungan seru, Cuy!1948mio-roadrace-dvd-2.jpg

“Padahal, motor ini enggak naik stroke. Bore up sebatas pakai piston diamater 56 mm doang,” ujar H. Indra Putra Laksana, mekanik GT Speed yang workshopnya di Ruko Griya Cinere, No. 2, Blok 48, Cinere, Depok, Jawa Barat.

Wah, masa sih segitunya! Hanya dengan modal piston 56 mm doang, skubek ini bisa bikin Doran rebut Minerva MadAss yang jadi hadaih waktu itu. Penasaran? Jangan! Karena enggak cuma itu doang kok. Mekanik muda yang sudah bertitel Haji ini pun, mau buka rahasia. Mau?

AKALI PUTARAN BAWAH

1950mio-roadrace-dvd-4.jpgMengakali putaran bawah, ada beberapa ubahan dilakukan H. Indra. Yaitu, kompresi dibikin tinggi. Jadi ketika gas dibuka sejadinya, skubek langsung ngacir. Padatnya kompresi ini, akibat pemapasan kepala silinder.

“Head dipapas 2 mm. Lalu, squish dibuat jadi 56 mm dan kubah dibikin 14º,” kata pria yang lagi gandrung main burung dara ini. Wah, diameter squish dibuat jadi 56 mm, itu artinya tonjokan piston tetap berada di tengah head dong.

Kan, lebar piston dan squish sama. So, makin fokus tuh homogen dibakar api busi. Apalagi, klep pakai punya Honda Sonic diameter 28 (in) dan 23 mm (ex). Akibat papasan ini, diukur pakai compresion tester angka diam di 13,5 psi.

Belum cukup sampai situ! Buka-tutup klep juga ikutan dibikin tinggi. Caranya, lewat aplikasi kem Kawahara tipe K3. Kem racing ini, dipapas lagi 1 mm. Begitunya menurut H. Indra, durasi klep isap pun jadi 310º dan 300º buat klep buang. “Karena durasi tinggi ini, gap antar klep dibuat jadi 4,6 mm. Sebelumnya coba pakai 3,5 mm. Tapi ketika overlap, klep beradu,” kata pembalap yang juga pria berbadan gelap ini.

PISTON NEO TECH1949mio-roadrace-dvd-3.jpg

Tanpa perlu naik stroke, H. Indra mengaplikasi piston milik Honda GL-Pro Neo Tech diameter 56 mm. Alasannya, dengan kapasitas silinder yang sudah naik jadi 143 cc, itu sudah cukup mewakili skubek buat bertarung.

Apalagi, karakter balap Doran yang doyan main rolling speed di tikungan. Pastinya, power bawah tetap terjaga tanpa harus menutup habis bukaan gas. Maklum, tanpa naik stroke, pastinya mesin cuma kejar putaran atas aja.

Oh ya! Akibat tingginya bukaan kem, Indra bikin coakan di piston lebih dalam. Sayang, saking dalamnya piston pun sempat bolong. “Tapi gue akali pakai las argon dari bagian dalam. Setelah ditambal las, baru deh dicoak dan dihaluskan lagi,” katanya.

RUMAH ROLLER VARIO

1951mio-roadrace-dvd-5.jpgAgar mesin makin bisa teriak di putaran atas, H. Indra menerapkan rumah roller milik Honda Vario. Yap! Macam big pully, diameternya pun lebih besar dari milik Mio kan?

Enggak langsung pasang, tapi sudut kemiringan pully ini diubah lagi oleh Indra. “Sudut dibuat jadi 14º. Saat pemasangannya pun, di depan bushing pully, diganjal pakai ring 2 mm,” bilang pria yang doyan pakai topi meski di dalam ruangan ini.

Dengan ubahan ini, maka v-belt standar pun bisa lebih turun dan naik setinggi-tingginya. Tinggi? Iya, itu yang buat Mio ini bisa terus main di rpm tinggi juga. Apalagi CDI sudah pakai programable BRT.



DATA MODIFIKASI


Ban : Indotire 80/90-14
Karburator : Keihin PE 28 mm
Spuyer : 110/42
Koil : Suzuki RM85
Roller : Kombinasi 8 & 9 gram
Kampas kopling : Kawahara

Penulis/Foto : Eka/David, Herry Axl

0 komentar:

Posting Komentar

Shout Box

Name :
Web URL :
Message :

Followers

Sticker Kampanye Blogging 06


Powered By Blogger